Tugas Akhir/Skripsi Hubungan Internasional
Disusun oleh: Desy Sulistyaningrum
Universitas Airlangga
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik
Intisari:
Kasus silang sengketa kebudayaan dengan Malaysia
ini merupakan permasalahan yang baru bagi permasalahan Indonesia. Kasus ini tergolong unik
karena ternyata kebudayaan yang merupakan soft power memiliki pengaruh yang
cukup besar bagi suatu negara bangsa. Ada empat kesenian yang menjadi persengketaan
antara Indonesia dan Malaysia yaitu, Lagu Rasa Sayange, Reog Ponorogo, Wayang Kulit
dan Tari Pendet yang kemudian diartikan sebagai satu kesatuan yaitu kebudayaan.
Secara umum silang sengketa ini merupakan permasalahan yang sangat mungkin
terjadi karena antara Indonesia
dan Malaysia
memiliki kedekatan wilayah, ras yang kemudian diperparah dengan adanya era
globalisasi yang membuat batasan, ruang dan waktu menjadi abu-abu (kabur).
Dalam menanggapi permasalahan ini, di Indonesia terdapat reaksi yang beragam.
Menurut masyarakat Indonesia,
sikap dan tindakan tegas merupakan jalan yang paling baik untuk menyelesaiakan
masalah ini. Namun ternyata bagi pemerintah pertimbangan strategis kebijakan
luar negeri harus dipertimbangkan juga. Sehingga akhirnya Pemerintah Indonesia
mengambil langkah diplomasi sebagai jalan yang paling baik untuk ditempuh. Pertimbangan
pemerintah untuk mengambil jalur diplomasi adalah karena adanya Interdepensi
antara Indonesia terhadap Malaysia.
Selain itu pertimbangan desakan ASEAN untuk menjaga kawasan Asia Tenggara damai
dan aman juga menjadi pertimbangan Indonesia. Pertimbangan lain Indonesia dalam mengambil keputusan adalah
karena Indonesia
ingin mengembalikan image baik di dunia internasional. Hal ini karena sejarah pergeseran
pemimpin (tragedi 1998) menciptakan citra yang tidak terlalu baik. Selain itu,
terorisme juga ikut mewarnai kondisi Indonesia.
No comments:
Post a Comment